Sejak kecantikannya menghebohkan dunia maya melalui sosial media, nama Ninih kini mulai banyak dikenal. Gadis berusia 18 tahun asal Indramayu penjual getuk ini tak menyangka bakal diketahui banyak orang.
“Tiap orang lewat beli, Mbak yang masuk berita ya? Selamat ya Mbak. Orang saya enggak pernah ngeliat beritanya,” tutur Ninih saat ditemui di jembatan penyeberangan Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Jumat (28/11/2014).
Bukan cuma pembeli yang bertanya-tanya, kawan Ninih pun seringkali menggoda dirinya dengan candaan. “Banyak yang ngomongin, saya sih bingung aja,” kata Ninih tertawa.
Lalu, siapa sebenarnya Ninih, dan apakah dia akan terus menerus berjualan getuk? Ya, pemilik nama asli Turinih ini ternyata punya cita-cita untuk memperbaiki nasibnya.
“Tiap orang lewat beli, Mbak yang masuk berita ya? Selamat ya Mbak. Orang saya enggak pernah ngeliat beritanya,” tutur Ninih saat ditemui di jembatan penyeberangan Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Jumat (28/11/2014).
Bukan cuma pembeli yang bertanya-tanya, kawan Ninih pun seringkali menggoda dirinya dengan candaan. “Banyak yang ngomongin, saya sih bingung aja,” kata Ninih tertawa.
Lalu, siapa sebenarnya Ninih, dan apakah dia akan terus menerus berjualan getuk? Ya, pemilik nama asli Turinih ini ternyata punya cita-cita untuk memperbaiki nasibnya.
Ninih yang tidak menamatkan pendidikan SDnya ini memiliki keinginan menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Taiwan. Alasannya sederhana, banyak teman Ninih di Indramayu yang memilih ke Taiwan tentunya dengan penghasilan yang lebih mencukupi.
“Pengennya ikut ke Taiwan juga kerja di pabrik,” sambung dara kelahiran 26 Mei ini seperti dikutip DetikNews, Jumat (27/11/2014).
Tapi keinginannya belum bisa terealisasi. Ninih memang belum pernah mencoba mencari tahu cara mendapatkan pekerjaan di Taiwan. Karena keterbatasan ekonomi keluarga, Ninih tidak mengambil kurus untuk memiliki keahlian menjadi TKW.
“Enggak punya uangnya,” ujar Ninih yang tinggal di Pejompongan bersama kakak dan bibinya.
Di Jakarta, Ninih berjualan penganan khas Jawa seperti gethuk, cenil, tiwul juga lupis. Untung yang diperoleh memang tak banyak, kisaran Rp 50 ribu.
Dulu di kampungnya, Ninih juga membantu ibunya berjualan makanan jajanan. Hingga akhirnya dia memilih ikut kakaknya Lina berjualan gethuk setelah sebelumnya sempat menjadi pelayan warteg.
Saat berjualan, biasanya Ninih berpindah-pindah lokasi jembatan penyeberangan yang terhubung dengan halte TransJakarta. Biasanya dagangannya sudah ludes dibeli karyawan yang berkantor di Kuningan pada pukul 09.00-10.00 WIB.
Keinginan Ninih sederhana. Anak ketiga dari 5 bersaudara ini hanya ingin membantu perekonomian keluarganya. Ninih dan kakaknya memang rajin mengumpulkan keuntungan hasil jualan, selain untuk biaya hidup sehari-hari. “Duitnya nanti dikirim ke orangtua,” katanya.
Beginilah Ninih Getuk bila jadi model (Foto-foto (sepenuhnya) milik Sooper.com)